Liputan6.com, Jakarta - Aplikasi pesan instan WhatsApp membuktikan keras untuk membebaskan platform -nya dari kabar palsu (hoaks) dan misinformasi selama reformasi terakhir.
Pasalnya, WhatsApp menjadi media untuk informasi palsu palsu di berbagai negara, termasuk di Indonesia.
Makanya tidak heran jika WhatsApp merilis fitur untuk membendung berita palsu di platform mereka. Terbitkan fitur paling baru yang dirilis mereka.
Mengutip Android Authority , Kamis (11/4/2019), WhatsApp akan segera menerima izin pengguna untuk mentransfer pesan berantai yang tersebar di grup obrolan.
Namun demikian, fitur ini hanya tersedia untuk pengguna yang menjadi admin grup. Pengaturan ini dapat diakses melalui Pengaturan Grup.
Sebelumnya, WhatsApp jumlah pesan yang diteruskan ( maju ) menjadi maksimal lima kali.
Nah, pesan-pesan yang sudah diteruskan lebih dari empat kali akan mendapat tag "sering diteruskan" alias " sering diteruskan ".
Saring Spam
Secara teori, cara ini akan memiliki fungsi sebagai filter untuk menghentikan beredarnya spam atau pesan perubahan berbentuk phishing yang sering dibagikan.
Sayangnya, pengguna masih bisa mengirim pesan tersebut jika mereka mengirim pesan dan mengirim orang lain sebagai pesan baru.
Meski begitu, WhatsApp berargumen hal ini membuat si pengguna lebih sulit mengakses pesan.
Sekadar informasi, hadir fitur-fitur ini terkait dengan menentang peredaran hoaks yang begitu deras di platform WhatsApp dan Facebook.
Membagikan alat lain yang juga hadir untuk tujuan melawan hoaks antara lain adalah menyediakan batas bagikan pesan, deteksi sambungan yang didukung, dan kontrol admin yang meningkat.
Batasi Pesan yang Dibagikan
WhatsApp mulai memberlakukan transisi terhadap pesan yang diteruskan ( batas penerusan ) menjadi lima kali.
Diungkapkan oleh VP Kebijakan Publik dan Komunikasi WhatsApp, Victoria Grand, WhatsApp mengumpulkan orang yang menyetujui bagaimana cara menggunakan platform-nya tetap memiliki integritas.
"Kami bekerja keras untuk membuat platform WhatsApp lebih berintegritas, CEO kami juga menyebut keamanan adalah yang utama, untuk itu kami melakukan beberapa hal," kata Victoria di Jakarta, Senin (21/1/2019).
Salah satunya, adalah peluang yang dilepaskan pengguna untuk meneruskan pesan atau konten hoax.
WhatsApp, kata Victoria, memang 90 persen digunakan untuk percakapan pribadi, namun masih ada 10 persen peluang WhatsApp digunakan untuk percakapan informasi yang sifatnya umum.
"WhatsApp mengurangi peluang pengguna maju pesan itu. Melepaskan diumumkan di India itu maju hanya 5 kali, sementara di global 20 kali. Sekarang batas global -nya sudah menjadi lima, harapannya agar pengguna tidak menerima pesan yang misinformasi," kata Victoria.
(Timah / Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Mulai hari ini, Selasa (22/1/2019), penerusan pesan di WhatsApp akan disetujui hingga lima (5) kali saja.
Read More
Tidak ada komentar:
Posting Komentar