SHENZHEN, KOMPAS.com - Meski terlibat perselisihan dengan AS akibat penangkapan putrinya di Kanada, CEO Huawei Ren Zhenfei tetap memuji Presiden Donald Trump.
Dia mengatakan, Trump merupakan presiden yang hebat tetapi memiliki kekurangan terkait kebijakan untuk mendorong perekonomian "Negeri Paman Sam".
Dalam wawancara dengan CNBC, Minggu (14/4/2019), Ren memuji kebijakan pemotongan pajak oleh Trump karena dapat membantu perusahaan melaporkan pendapatan yang lebih baik, sekaligus meningkatkan pasar saham.
Baca juga: Bakal Diekstradisi ke AS, Petinggi Huawei Tuntut Kanada
Tapi di sisi lain, sang presiden dinilai memiliki taktik yang dapat melukai investasi asing di AS.
"Jika Presiden Trump terus mengintimidasi negara dan perusahaan lain, dan terus menahan orang secara acak, siapa yang akan mengambil risiko berinvestasi di AS," katanya.
"Jika tidak ada yang berani investasi di AS, bagaimana dapat menebus pendapat pajak yang hilang? Pemerintah akan kesulitan menghadapi defisitnya," ujarnya.
Ren menilai, Trump harus lebih bersahabat dengan negara lain setelah melakukan kebijakan pemotongan pajak.
Pria berusia 74 tahun itu tidak secara khusus mengidentifikasi negara atau perusahaan tertentu yang diintimidasi oleh Trump.
Ayah dari petinggi Huawei Meng Wanzhou yang ditangkap Kanada pada tahun lalu ini juga tidak menjelaskan siapa orang yang dimaksudnya telah ditahan Trump.
Seperti diketahui, Meng melalui kuasa hukumnya memutuskan untuk mengajukan gugatan hukum kepada Kanada.
Langkah itu diambil setelah Kanada memulai proses ekstradisi Chief Financial Officer Huawei itu ke AS yang membuat geram China.
Baca juga: Trump: Saya Tidak Tahu Apa Pun soal WikiLeaks
Meng ditangkap di Vancouver atas permintaan AS pada 1 Desember 2018 ketika tengah menempuh penerbangan lanjutan.
Terkait Trump, Ren mengaku akan menyambut dengan senang hati kehadiran presiden AS itu dan pejabatnya apabila mengunjungi perusahaannya di Shenzhen.
Read More
Tidak ada komentar:
Posting Komentar