KOMPAS.com - Facebook dikabarkan masih melacak penggunanya meski akun mereka dinon-aktifkan. Hal ini diketahui dari sebuah laporan yang menyebut bahwa raksasa jejaring sosial tersebut dikabarkan tetap mengumpulkan data terkait kegiatan pengguna, seperti interest dan preferensi iklan, meski akun mereka telah dinon-aktifkan.
Kasus ini bisa menjadi sebuah sorotan pelanggaran privasi baru, lantaran makna sebuah fitur tidak sesuai dengan praktiknya.
Terlebih, praktik ini pun tidak tercantum di dalam kebijakan privasi pengguna yang tertuang di laman kebijakan Facebook.
Dengan kata lain, jika kabar ini benar adanya, maka Facebook dinilai tidak transparan lantaran tidak menjelaskan secara gamblang, terkait praktik pelacakan dan pengumpulan data pengguna yang ada di dalam masa non-aktif ini.
Baca juga: Google Ketahuan Tetap Lacak Lokasi Walau GPS Ponsel Dimatikan
Lalu, bagaimana menghentikan Facebook agar tidak melacak kita?
Harus menunggu 30 hari sebelum dihapus
Untuk saat ini, satu-satunya cara agar Facebook tidak melacak penggunanya adalah dengan menghapus akun Facebook itu sendiri.
Di dalam halaman kebijakan privasi yang sudah disebutkan di atas, Facebook mengatakan akan menghapus sekaligus berhenti mengumpulkan data dan melacak pengguna ketika mereka menghapus akun Facebook mereka masing-masing secara permanen.
Namun, tetap saja, sebelum menghapus akun Facebook, pengguna diharuskan menon-aktifkannya terlebih dahulu.
Untuk menon-aktifkan akun, pengguna bisa pergi ke menu "Setting" di Facebook. Kemudian, pilih kolom "General" di sebelah kiri tampilan, lalu pilih sub-menu "Manage your account".
Terakhir, klik "Deactivate your account" dan ikuti langkah selanjutnya.
Setelah itu, pengguna harus menunggu 30 hari sejak akun tersebut dinon-aktifkan agar bisa menghapus akun Facebook secara permanen, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Cnet, Senin (15/4/2019).
Ini artinya, pengguna agaknya harus rela untuk terus dihantui Facebook selama satu bulan penuh sebelum mereka lepas dari belenggu Facebook.
Hal ini pula yang bisa menambah masalah privasi baru bagi Facebook serta kian merusak citra jejaring sosial tersebut di mata publik.
Terus dilanda masalah privasi
Terkait masalah privasi, belakangan ini, Facebook sendiri memang kerap menjadi sorotan lantaran kebijakan privasi platform dan perlindungan data penggunanya.
Baca juga: Lagi-lagi, 500 Juta Data Pengguna Facebook Bocor
Belum lama ini, 540 juta data pengguna diketahui dibocorkan di server cloud publik oleh pihak ketiga.
Lalu, ada juga 600 juta password pengguna Facebook diketahui dibiarkan begitu saja di dalam teks yang utuh apa adanya (plain text) tanpa perlindungan enkripsi.
Karena masalah privasi yang bertubi-tubi ini, gerakan untuk menghapus Facebook juga sempat diserukan.
Beberapa waktu lalu, pendiri WhatsApp bahkan mengajak pengguna Facebook untuk menghapus mereka karena Facebook tampaknya tak bisa diandalkan ketika berbicara masalah perlindungan privasi pengguna.
Read More
Tidak ada komentar:
Posting Komentar