JAKARTA, KOMPAS.com - Layanan keuangan digital milik Go-Jek, Go-Pay menjadi layanan uang elektronik paling banyak digunakan di Indonesia. Hal ini berdasarkan riset 3 lembaga yakni Financial Times, Daily Social & Jakpat dan Riset YouGov.
CEO Go-Pay Aldy Haryopratomo tak segan mengungkapan rahasia menjadi layanan keuangan digital nomor satu di Indonesia tersebut ke publik.
"Rahasia paling penting balik lagi tentang fokus kita terhadap mitra," ujarnya dalam konferensi pers di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Kamis (11/4/2019).
Sedari awal berdiri kata dia, Go-Jek tidak hanya menggandeng driver sebagai mitra, namun menggandeng sebagai keluarga. Oleh karena itu, para keluarga pun dirangkul.
Baca juga: Benarkah Uang Elektronik itu Riba?
Layanan Go-Pay juga juga bisa dijadikan tabungan oleh para mitra Go-Jek. Bahkan disediakan pula layanan untuk mencicil peralatan sehari-hari.
"Kami juga ada yang bisa membantu orang orang di 370 kota di Indonesia, untuk bisa menyicil dan menabung untuk hal sederhana seperti panci, mesin cuci, kebutuhan sehari-hari," kata dia.
Selain itu Go-Jek kata dia juga menyediakan alat yang membantu mitra untuk mencatat pembukuan sehingga mereka bisa memastikan kondisi bisnisnya.
"Kita juga punya layanan mitra yang bisa membantu mitra menerima pembayaran dari segala bank maupun go pay, sekarang ada 2,3 juta keluarga yang ikut di Indonesia," ucap dia.
Baca juga: Saat CEO Go-Jek Bikin Luhut Kehabisan Kata-kata...
Berdasarkan riset Financial Times, 75 responden menyatakan memanfaatkan Go-Pay. Sementara riset aily Social & Jakpat menemukan bahwa Go-Pay menjadi uang elektronik terpopuler dengan 79 persen responden.
Adapun iset YouGov menyatakan bahwa 80 persen responden menggunakan Go-Pay.
Read More
Tidak ada komentar:
Posting Komentar