Mantan Sekretaris KementerianBUMN Said Didu bongkar modus penggabungan BUMN penerbangan agar bisa dikuasai oleh perusahaan asing. Ada keanehan, perusahaan aset besar dikuasai perusahaan aset kecil.
MANTAN Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said Didu membongkar rencana penggabungan sejumlah BUMN penerbangan.
Beberapa BUMN penerbangan digabung nantinya akan berada di bawah BUMN baru yang selama ini berada di badah Kementerian Pertahanan dan Keamanan (Kemenhankam).
Gabungan beberapa BUMN terkait penerbangan yang akan digabung tersebut antara lain PT Angkasa Pura II, PT Angkasa Pura I, PT Garuda Indonesia Tbk.
Ketiga BUMN terkait penerbangan itu akan berada di bawah satu holding dengan induk perusahaan adalah PT Survai Udara Penas (Penas).
PT Penas adalah BUMN di bawah koordinasi Kementerian Pertahanan dan Keamanan (Kemenhan), seperti tertulis di wikipedia.
• Ini Penyebab 1.403 Pasutri Kota Bekasi Bercerai pada Januari-Maret 2019, Bukan karena Pilpres
• Hari Ini Pre-Order Huawei P30 dan P30 Pro di Indonesia Dimulai, Harga Lebih Murah Dibanding di Eropa
• TRANSKRIP LENGKAP Wawancara Prabowo-Abdul Somad yang Viral, UAS Ajukan 2 Permintaan ke Prabowo
Melalui akun twitternya, Said Didu membongkar rencana merger atau penggabungan BUMN penerbangan tersebut.
Tetapi, Said Didu mempersoalkan kenapa PT Survai Udara Penas yang kemudian menjadi induk perusahaan.
"Agenda apa dibalik rencana @KemenBUMN buat holding Angksa Pura (AP) + Garuda + Udara Penas dg induk adlh Udara Penas yg assetnya hanya Rp 50 m," tulis Said Didu di akun twitternya, Jumat (12/4/2019) pagi.
Menurut Said Didu, aset PT AP 1 adalah Rp 27 triliun, PT AP II RP 33 triliun, dan aset PT Garuda Indonesia Rp 56 triliun.
Read More
Tidak ada komentar:
Posting Komentar