Jakarta, CNN Indonesia -- Surat bersifat rahasia Menteri
ke Menteri Keuangan
Sri Mulyanisoal pembentukan
HoldingBUMN Penerbangan diduga bocor. Surat tertanggal 25 Maret 2019 tersebut berisikan Rancangan Peraturan Pemerintah dan Kajian Pembentukan Holding BUMN Sarana dan Prasarana Perhubungan Udara.
Dalam surat yang diperoleh CNNIndonesia.com itu, Rini mengatakan kepada Sri Mulyani bahwa kementeriannya sudah membuat kajian tentang pembentukan holding BUMN sarana dan prasarana perhubungan udara. Surat itu bernomor S- 180 /MBU/03/2019.
Ada beberapa garis besar hasil kajian. Salah satunya, manfaat pembentukan perusahaan induk itu. Pembentukan holding tersebut diharapkan bisa menjadi solusi dalam menyelesaikan tantangan di industri sektor perhubungan udara di Indonesia.
Keterbatasan yang dimaksud dalam surat tersebut terdiri dari masalah kapasitas infrastruktur, konektivitas, keterbatasan regulasi, dinamika persaingan pasar, juga peningkatan standar pelayanan.
Hasil kajian lain berkaitan dengan induk holding. Dalam surat tersebut Kementerian BUMN mengusulkan agar nantinya PT Survai Udara Penas (Persero) bisa menjadi induk. Mereka juga mengusulkan agar PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), dan PT Garuda Indonesia (Persero).
Penas Memimpin HoldingSementara itu berkaitan dengan aturan, dalam surat tersebut terlampir rancangan Peraturan Pemerintah tentang Holding BUMN Sarana dan Prasarana Perhubungan Udara. Dalam draf rancangan peraturan tersebut, pemerintah rencananya menjadikan PT Survai Udara Penas menjadi induk holding BUMN penerbangan.
Untuk memperkuat struktur PT Survai Udara Penas sebagai induk, pemerintah akan memperkuat struktur permodalan dengan memberikan penyertaan modal ke perusahaan tersebut. Modal rencananya berasal dari pengalihan seluruh saham Seri B milik negara yang terdapat pada Angkasa Pura I, Angkasa Pura II dan Garuda Indonesia.
Berdasarkan Pasal 2 rancangan peraturan pemerintah tersebut, dari Angkasa Pura I, penambahan penyertaan modal saham seri B sebanyak 6.414.411 saham dan dari Angkasa II sebanyak 15.971.651.
Sementara itu, dari Garuda Indonesia modal yang diberikan sebanyak 15.670.777.621 saham.
Sementara itu dikutip dari berbagai sumber, Survai Udara Penas merupakan BUMN yang bergerak di bidang penerbangan. Mereka melayani jasa survei cuaca, pemetaan, dan sewa pesawat termasuk ambulans udara. Mereka melayani penerbangan tidak berjadwal.
Penas melayani penerbangan tidak berjadwal dan saat ini sedang mengoperasikan Antonov An12. Penas memusatkan pesawatnya di Bandara Halim Perdanakusuma.
CNNIndonesia berupaya meminta meminta konfirmasi ke sejumlah pejabat Kementerian BUMN atas surat tersebut. Salah satunya ke Gatot Trihargo, Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan kementerian BUMN.
Tapi hingga saat ini, konfirmasi tersebut belum dibalas.
CNNIndonesia juga mengkonfirmasi ke Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN Hambra Samal. Tapi dia mengatakan belum mengikuti pembahasan soal penambahan modal tersebut. "Mungkin bisa dicek ke Pak Gatot Trihargo (Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan kementerian BUMN)," katanya.
Gatot yang dimintai penjelasannya soal persetujuan tersebut, sampai berita diturunkan belum memberikan jawabannya.
Sebagai informasi, pemerintah berencana membentuk holding BUMN penerbangan. Rini beberapa waktu lalu mengatakan holding BUMN tersebut akan membawahi perusahaan pelat merah di sektor penerbangan seperti, Angkasa Pura I, Angkasa Pura II dan Garuda Indonesia.
[Gambas:Video CNN] (ulf/agt)
Read More
Tidak ada komentar:
Posting Komentar