Senin, 15 April 2019

Kepolisian Dapat Menggunakan Data dari Google untuk Melacak Penjahat - tirto.id

Google menerima permintaan terkait tentang lokasi penggunanya dari kepolisian guna menyediakan mereka dalam mengungkap kasus hukum.

tirto.id

- Google menerima lonjakan permintaan dari aparat penegakan hukum untuk mengirimkan data statistik lokasi pada beberapa penggunanya. Database estimasi lokasi yang disebut Sensorvault digunakan untuk kepentingan hukum.

Tidak terkait dengan polisi yang meminta Google untuk mengumpulkan basis data tersebut, yang menyediakan info spesifik mengenai geografis, lokasi, pada waktu-waktu tertentu, terutama di sistem operasi Android, dan beberapa sistem operasi iOS milik perangkat Apple, seperti dilansir Giozmondo .

Teknik ini dianggap dapat memberikan arahan dan membuktikan penting bagi kepolisian untuk memecahkan beberapa kasus kejahatan.

Tahun lalu, sebuah kasus pembunuhan dipecahkan oleh kepolisian melalui verifikasi data lokasi oleh Google. Jorge Molina ditangkap pada 12 Desember 2018 atas pembunuhan terhadap korban pada bulan Maret di tahun yang sama

Kepolisian meminta data dari Google untuk membuka akun mana saja yang ada di lokasi tersebut pada waktunya setelah terjadi, dan akun Google Molina salah satunya, seperti dilansir dari Fox News .

Kabar ini cukup melegakan bagi pihak penegak hukum, karena pertikaian akan lebih mudah dilacak. Namun, hal ini juga berarti Google selama ini mengetahui apa yang dilakukan penggunanya, kemana mereka pergi, dengan siapa, dan berapa lama. Semua informasi aktivitas pengguna terekam oleh sistem database Google.


Perusahaan teknologi selama ini tidak pernah menolak memberikan informasi penting bagi para penegak hukum untuk penanganan kasus tertentu. Seperti yang disebutkan di atas, kasus seperti ini membuktikan di lapangan atau di pengadilan. Bahkan, perusahaan teknologi memberikan data jumlah akun di tempat dan waktu kejadian tertentu.

"Ini tidak memberikan jawaban seketika seperti mesin perekam, mengatakan bahwa ini adalah kesalahan," kata Gary Ernsdorff, jaksa penuntut senior di Negara Bagian Washington yang juga mengakses data terkait dengan penggunaan basis data ini, seperti dilansir New York Times .

Dia juga menambahkan bahwa pihaknya tidak akan meminta semua orang hanya karena data Google menunjukkan mereka berada di lokasi kejadian.

Praktek ini pertama kali digunakan oleh agen federal pada 2016, dan memulai tahun lalu di Carolina Utara, kemudian merambah ke kawasan lain seperti California, Florida, Minnesota, dan Washington. Tahun ini, perusahaan Google menerima 180 permintaan dalam satu minggu, dan Google menolak beberapa.

Jika teknologi membawa fitur pengawasan, maka pihak hukum tetap akan mengetuk pintu untuk beberapa data. Sensorvault, yang memberikan data spesifik tentang lokasi jutaan akun dalam salah satu contohnya.

Bagaimana cara operasi permintaan data oleh penegak hukum ini?

Pesanan data yang juga disebut "geofence" tersebut meminta area dan waktu spesifik, dan Google mengumpulkan informasi dari Sensorvault tentang akun-akun yang ada di tempat-tempat tersebut. Setiap akun memiliki nomor ID anonim, dan jika detektif tampak di lokasi tersebut dan pola-pola terkait terkait dengan, maka Google akan mengerucutkan perangkat-perangkat yang mempertimbangkan tersangka atau memilih, dan Google akan membuka nama akun tersebut dan informasi lainnya.

Privasi ini terkait dengan pertanyaan terkait privasi pengguna.

“Ada yang terkait dengan privasi jika-jika perangkat kita sedang dilacak, dan hal itu terkait dengan kasus kriminal, yang membuat semua orang berhati-hati,” kata Catherine Turner, seorang pengacara pembela di Minnesota yang juga terlibat dalam penelitian yang menggunakan teknik tersebut.

Masih menurut New York Times , para penyelidik hukum tidak meminta informasi semacam itu dari perusahaan lain selain Google, dan Apple mengatakan bahwa pihak mereka tidak memiliki akses semacam itu.

Lebih lanjut, Google tidak meminta mereka tidak akan memberikan detail dari Sensorvault, namun Aaron Edens, seorang analis intelijen di kantor kepolisian Daerah San Mateo, California mengatakan bahwa lebih banyak ponsel Android atau iPhone yang menyediakan data spesifik jika terkait dengan perangkat tersebut memiliki akun Google.

(tirto.id -

Teknologi

)

Penulis: Anggit Setiani Dayana Editor: Ibnu Azis


Read More

Tidak ada komentar:

Posting Komentar